Apa Beda Waste, Garbage, Trash, Rubbish, dan Litter?





Menerjemahkan kata “sampah” kedalam Bahasa Inggris ternyata tidak bisa sembarangan. Sebab, ada kata waste, rubbish, trash, dan litter. Kelima kata tersebut memiliki arti “sampah”, namun dengan klasifikasi yang berbeda-beda.

Read More »

0 komentar:

Mengajar Tanpa Media Teknologi


Pesatnya perkembangan Teknologi menuntut semua orang untuk bergerak cepat dan merubah gaya hidupnya menjadi lebih modern. Pun tak terkecuali dengan dunia pendidikan. Para guru dituntut untuk menerapkan pembelajaran modern yang kekinian sesuai dengan perkembangan zaman. Mereka diminta melek teknologi dan bisa mengintegrasikannya sebagai media pembelajaran. Sebagian guru dapat berkreasi dan berinovasi menggunakan teknologi sehingga pembelajaran pun menjadi lebih menarik bagi siswa. Namun, sebagian guru lain hanya mentok pada penggunaan power point saja, sekedar memenuhi tuntutan “menggunakan teknologi”. Sayangnya, power point pun hanya sekedar digunakan untuk menayangkan tulisan-tulisan materi ajar yang disalin dari buku pegangan guru, lalu siswa tetap berperan sebagai pendengar pasif bagi guru yang sedang membacakan materi. Padahal, menurut salah satu Pengembang Teknologi Pembelajaran Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Uwes Anis Chaeruman, Pembelajaran modern bukan berarti menggunakan teknologi modern. Walaupun tanpa teknologi modern, guru harus mampu membuat siswa berpikir kritis. Maka, guru harus bisa membuat model pembelajaran dengan sumber belajar seadanya,". Dengan demikian, pembelajaran modern bukanlah tentang penggunaan alat-alat teknologi, melainkan konsep pebelajaran yang memfasilitasi siswa untuk aktif dan mampu berpikir kritis. Selain itu, ketika seorang guru menggunakan teknologi untuk mengajar, maka teknologi tersebut harus benar-benar menjadi media yang membantu siswa untuk memahami konsep materi dengan lebih mudah.


Untuk pembelajaran Bahasa Inggris, integrasi teknologi dalam pembelajaran seperti penggunaan video dan animasi memang sangat membantu siswa untuk memahami materi yang tengah dibahas. Namun, terkadang, sebagian guru mengeluhkan kondisi sekolah yang tidak memungkinkan untuk menggunakan media teknologi. Benar, tak bisa disangkal bahwa pesebaran teknologi, atau bahkan listrik pun belum betul-betul merata, khususnya di daerah-daerah pedalaman Lampung. Di satu sisi hal tersebut menjadi masalah, dan di sisi lain justru menjadi tantangan bagi guru untuk membuat siswa aktif dan mampu berpikir secara kritis tanpa menggunakan media tekologi.


Kembali dalam pembelajaran Bahasa Inggris, ketika teknologi tidak bisa diandalkan untuk menyampaikan materi pembelajaran, para guru masih bisa memanfaatkan media lain seperti kertas warna-warni, papan tulis, buku, dan permainan. Contohnya, untuk mengajarkan materi tentang niat melakukan sesuatu di masa yang akan datang (future tense menggunakan “will” dan “be going to”), kita bisa menggunakan pohon harapan yang terbuat dari kertas warna warni. Guru juga bisa membagikan beberapa kata kepada setiap siswa dan kemudian meminta siswa untuk menempelkan di bagan sekaligus mengkategorikan apakah kata tersebut merupakan kata benda, kerja, atau sifat. Permainan seperti scrabble atau sekedar tebak kata juga bisa digunakan untuk meningkatkan vocabulary siswa. Dan tentunya, kegiatan yang sering dianggap konvensional, yaitu praktik berdialog antar siswa juga sebenarnya masih sangat baik dilakukan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Hanya saja, kemasannya harus lebih menarik. Misalnya, siswa diminta secara kreatif memeragakan dialog menggunakan property, membuat dialog dalam konteks sehari-hari dan digabungkan dengan imajinasi mereka, dll. Itu sekedar contoh saja. Penerapan pada pembelajaran lengkapnya  akan diposting pada tulisan-tulisan berikutnya agar dapat digunakan sebagai refrensi dan kemudian dikembangkan oleh para guru atau pembaca sekalian.

Siswa membuat Pohon Rencana Untuk Menerapkan Future Tense.


Siswa berlatih sebelum memperagakan dialog di depan kelas.

Siswa bermain scrabble untuk menambah kosakata.



0 komentar:

Menghafal Irregular Verbs dengan Lagu


Verbs (Kata kerja) merupakan salah satu aspek penting untuk dikuasai seseorang yang ingin bisa berbahasa Inggris secara aktif, baik lisan maupun tulisan. Dalam Bahasa Inggris, berdasarkan waktu penggunaannya, kata kerja dibagi menjadi 3, yaitu present verb (Verb 1), past verb (verb 2), dan past participle verb (verb 3). Sedangkan berdasarkan pola perubahan present verb menjadi past verb dan past participle verb, kata kerja dalam Bahasa Inggris dibagi lagi menjadi 2  yaitu regular verb (kata kerja beraturan) dan irregular verb (kata kerja tidak beraturan).

Pada dasarnya, regular verb memiliki pola yang cukup sederhana untuk mengubah present verb menjadi past verb dan past participle verb. Kita hanya butuh menambahkan huruf “ed” atau “d” di setiap akhir kata kerja. Misalnya, walk (present verb) menjadi walked (past verb) dan tetap walked (past participle verb), agree (present verb) menjadi agreed (past verb dan past participle verb). Selain hanya perlu menambahkan “ed” atau “d” di akhir kata, verb yang tergolong dalam regular verbs juga selalu memiliki past verb dan past participle verb yang sama.

Namun, berbeda dengan irregular verb yang memiliki pola present, past, dan past participle yang berbeda-beda. Misalnya take (present verb) menjadi took (past verb) dan taken (past participle verb). Atau begin (present verb) menjadi began (past verb) dan begun (past participle verb). Ketidakpastian ini membuat kita mau tidak mau harus menghafalkannya.

Sebenarnya, untuk yang sudah terbiasa, irregular verbs bisa masuk dalam memori otak dengan sendirinya. Namun, bagi siswa yang belum terbiasa, justru menghafalkan irregular verbs akan menjadi beban tersendiri dan membuat semakin malas dengan pelajaran Bahasa Inggris. Untuk masalah tersebut, salah satu solusinya adalah dengan membuat irregular verbs dalam sebuah lagu. Pada zaman 4.0 dan menuju 5.0 ini, seorang guru sebenarnya tidak perlu repot-repot membuat lagu tentang irregular verbs sendiri karena sudah ada cukup banyak orang yang membuat lagu tersebut dan mempostingnya di YouTube. Sehingga, guru hanya perlu memiliki kemampuan untuk mencari lagu tersebut di Youtube dan mengunduhnya sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar.

Berikut adalah salah satu lagu irregular verbs yang biasa saya gunakan untuk mengajar. Genre lagu ini sangat menarik bagi anak-anak remaja, bahkan bagi mereka yang tidak suka pelajaran Bahasa Inggris sekalipun. Liriknya juga saya sertakan agar bisa diunduh dan diperbanyak. Versi pertama dapat digunakan untuk listening atau engaging students’ attention  di awal pembelajaran sedangkan versi kedua adalah versi lirik lengkapnya. Selamat mencoba 😉 .



Download Lirik dalam bentuk Ms. Word

Lirik Irregular Verb Song (Blanks)


Lirik Irregular Verb Song (Complete)





0 komentar: